Seorang perempuan berumur 17 tahun telah menyukai seorang laki-laki yang
sangat kebetulan adalah temannya dikala ia masih kecil. Perempuan ini
bernama Via, parasnya sangat cantik sekali dengan rambut terurai tebal
lembut sekali. Sedangkan laki-laki bernama Adi, penampilannya rapi
meskipun tampangnya biasa-biasa aja. Dahulu mereka sering bertengkar,
entah rambutnya via yang terkulai bebas tersebut dijambak oleh adi.
Yaa..mereka berdua tidak bisa disatukan lagi bahkan guru pendampingnya
pun menyerah menghadapi tingkah adi dan via yang semakin membabi buta.
Emang sih masa-masa itu adalah masa anak-anak yang ingin bermain dan
bertengkar.
Sering dengan pergantian waktu, hari, bahkan bulan mereka berdua tumbuh
remaja. Namun ketika duduk dibangku SMA mereka terpisahkan. Adi pergi
jauh sekolah ke luar negeri, dia mengikuti ayahnya yang bekerja disana.
Perpisahan mereka tidak dilakukan, hal ini dikarenakan kepergian adi
terlalu cepat sehingga tidak bisa berpamitan dengan via. 3 tahun sudah
berlalu, via selalu menunggu kedatangan sahabat terbaiknya “adi”
sepanjang masa. Sungguh keterlaluan adi tidak memberikan sedikit kabar
tentang dirinya kepada via. Bahkan seolah-olah adi sudah melupakan
kedekatannya dengan via sewaktu kecil.
Suatu ketika via duduk di tepi sungai dengan merenung berharap setelah
dia menoleh ke belakang ada Adi sedang berdiri di belakangnya.
“via...via..” panggilan itu sangat keras sekali perasaan via tidak
karuan senangnya tetapi setelah menoleh kebelakang ternyat sofi teman
sebangkunya. “kamu ngapain disini vi?” tanya sofi. Via hanya diam
terpaku begitu saja. Meskipun via tidak menjawabnya sofi pun tahu kalu
dia sedang menunggu cinta monyetnya. Hehehe.. sofi menyebut kisah dari
via ini dengan cinta monyet. Dengan penuh rasa sayang saofi mendekati
teman sebangkunya itu, “sudahlah vi, adi itu temanmu di waktu kecil jadi
wajarlah kalau dia disana pasti sudah punya teman-teman baru lagi”.
Dengan raut wajah yang sedih, via membenarkan perkataan sofi. Walaupun
sangat sulit untuk melupakan adi dia akan berusaha demi hidupnya yang
harus berjalan terus menerus.
Semuanya telah dilakukan sangat baik oleh via, dia benar-benar sudah
melupakan sahabatnya. Disaat dia sudah melupakannya adi sahabat karibnya
pulang ke Indonesia, memang benar semua yang di katakan sofi dia lupa
akan dirinya. Via mengira kepulangan sahabatnya itu bersama dengan
perempuan asing dari luar negeri, ternyata dugaanku semua itu tidak
benar. Adi pergi bersama sofi teman sebangku via. Tega sungguh sangat
tega, meskipun sudah diperlakukan demikian via masih saja berpikiran
positif dia masih bersikap baik sama adi dan sofi. Yang membuat via
sagat sedih dan menyesal adalah pernah mengan adi dan sofi yang sangat
begitu baik kepadanya, tidak itu saja adi selama ini tidak menyadari
keberadaanku dan perubahan sikapku ke dia. Sudahlah, mungkin ini semua
memang takdir dan sudah jalan dari yang Kuasa.
Via akan selalu mengenang kebersamaan sewaktu kecil meskipun mereka
berdua sering saja bertengkar tapi pertengkaran itu malah yang membuat
via mulai jatuh cinta pada pandangan pertama.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar