Jumat, 23 Maret 2012

Rasa Yang Tak Kan Mungkin Pudar

Seorang perempuan berumur 17 tahun telah menyukai seorang laki-laki yang sangat kebetulan adalah temannya dikala ia masih kecil. Perempuan ini bernama Via, parasnya sangat cantik sekali dengan rambut terurai tebal lembut sekali. Sedangkan laki-laki bernama Adi, penampilannya rapi meskipun tampangnya biasa-biasa aja. Dahulu mereka sering bertengkar, entah rambutnya via yang terkulai bebas tersebut dijambak oleh adi. Yaa..mereka berdua tidak bisa disatukan lagi bahkan guru pendampingnya pun menyerah menghadapi tingkah adi dan via yang semakin membabi buta. Emang sih masa-masa itu adalah masa anak-anak yang ingin bermain dan bertengkar.


Sering dengan pergantian waktu, hari, bahkan bulan mereka berdua tumbuh remaja. Namun ketika duduk dibangku SMA mereka terpisahkan. Adi pergi jauh sekolah ke luar negeri, dia mengikuti ayahnya yang bekerja disana. Perpisahan mereka tidak dilakukan, hal ini dikarenakan kepergian adi terlalu cepat sehingga tidak bisa berpamitan dengan via. 3 tahun sudah berlalu, via selalu menunggu kedatangan sahabat terbaiknya “adi” sepanjang masa. Sungguh keterlaluan adi tidak memberikan sedikit kabar tentang dirinya kepada via. Bahkan seolah-olah adi sudah melupakan kedekatannya dengan via sewaktu kecil.
 
Suatu ketika via duduk di tepi sungai dengan merenung berharap setelah dia menoleh ke belakang ada Adi sedang berdiri di belakangnya. “via...via..” panggilan itu sangat keras sekali perasaan via tidak karuan senangnya tetapi setelah menoleh kebelakang ternyat sofi teman sebangkunya. “kamu ngapain disini vi?” tanya sofi. Via hanya diam terpaku begitu saja. Meskipun via tidak menjawabnya sofi pun tahu kalu dia sedang menunggu cinta monyetnya. Hehehe.. sofi menyebut kisah dari via ini dengan cinta monyet. Dengan penuh rasa sayang saofi mendekati teman sebangkunya itu, “sudahlah vi, adi itu temanmu di waktu kecil jadi wajarlah kalau dia disana pasti sudah punya teman-teman baru lagi”. Dengan raut wajah yang sedih, via membenarkan perkataan sofi. Walaupun sangat sulit untuk melupakan adi dia akan berusaha demi hidupnya yang harus berjalan terus menerus. Semuanya telah dilakukan sangat baik oleh via, dia benar-benar sudah melupakan sahabatnya. Disaat dia sudah melupakannya adi sahabat karibnya pulang ke Indonesia, memang benar semua yang di katakan sofi dia lupa akan dirinya. Via mengira kepulangan sahabatnya itu bersama dengan perempuan asing dari luar negeri, ternyata dugaanku semua itu tidak benar. Adi pergi bersama sofi teman sebangku via. Tega sungguh sangat tega, meskipun sudah diperlakukan demikian via masih saja berpikiran positif dia masih bersikap baik sama adi dan sofi. Yang membuat via sagat sedih dan menyesal adalah pernah mengan adi dan sofi yang sangat begitu baik kepadanya, tidak itu saja adi selama ini tidak menyadari keberadaanku dan perubahan sikapku ke dia. Sudahlah, mungkin ini semua memang takdir dan sudah jalan dari yang Kuasa.
Via akan selalu mengenang kebersamaan sewaktu kecil meskipun mereka berdua sering saja bertengkar tapi pertengkaran itu malah yang membuat via mulai jatuh cinta pada pandangan pertama.
*****

di ujung mimpi :)

Cerpen Romantis yang berjudul Hadiah Terindah ini merupakan bagian kedua dari cerpen sebelumnya dengan judul yang sama. Untuk lebih memahami bagian kedua ini, sebaiknya baca dulu bagian pertama cerpen Hadiah Terindah. HADIAH TERINDAHOleh: Rizki Novianti Setelah perpisahan terakhir dengan randy saat itu perasaan ku memang terasa sedih tak ada lagi yang membuat ku tersenyum, tertawa, membuat ku menangis.. tapi ku bulatkan hati untuk berusaha tegar menghadapi kehidupanku kini tanpanya jauh, hati ku...



Kamis, 22 Maret 2012

belajar melupakan semua kenangan yang indah olehmu

Ijinkan aku belajar melupakanmu. Aku yakin, kau pasti menginginkan aku mempelajari itu. Namun aku ragu, benarkah tidak ada setitik cinta pun di hatimu terhadapku. Setelah semua kenangan yang kita ciptakan. Setelah semua memoriku terisi oleh namamu.
Maafkan aku jika membuatmu tersakiti. Katakan saja jika memang iya, karena aku bukan orang yang mampu mengerti letak dimana salahku.
Mengapa hanya diam. Mengapa hanya mengacuhkan. Atau memang begitu caramu untuk mencampakkan?
Aku sadar. Mungkin dalam perjalanan panjang kita pun engkau telah tersadar. Aku tak pantas untukmu. Aku hanyalah serpihan debu yang tak berarti, sedangkan engkau laksana puteri bagiku. Jujur, aku selama ini tersilau.

surat untuk cintaku :)

Sebenarnya surat ini ingin kukirimkan kepadamu wahai engkau yang mampu melumpuhkan hatiku. Surat ini ingin kuselipkan dalam satu kehidupanmu, namun aku hanya lelaki yang tak memiliki keberanian dalam mengungkapkan semua percikan-percikan rasa yang terjadi dalam hatiku. Aku hanya dia yang engkau anggap tidak lebih, aku hanya merasa seperti itu.
Assalamu’alaikum wahai engkau yang melumpuhkan hatiku
Tak terasa dua tahun aku memendam rasa itu, rasa yang ingin segera kuselesaikan tanpa harus mengorbankan perasaan aku atau dirimu. Seperti yang engkau tahu, aku selalu berusaha menjauh darimu, aku selalu berusaha tidak acuh padamu. Saat di depanmu, aku ingin tetap berlaku dengan normal walau perlu usaha untuk mencapainya.
Takukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan hatiku? Entah mengapa aku dengan mudah berkata “cinta” kepada mereka yang tak kucintai namun kepadamu, lisan ini seolah terkunci. Dan aku merasa beruntung untuk tidak pernah berkata bahwa aku mencintaimu, walau aku teramat sakit saat mengetahui bahwa aku bukanlah mereka yang engkau cintai walaupun itu hanya sebagian dari prasangkaku. Jika boleh aku beralasan, mungkin aku cuma takut engkau akan menjadi “illah” bagiku, karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam, mendorong lagi, dan lagi hingga yang terjadi adalah tolakan-tolakan dan lonjakan yang membuatku semakin tidak mengerti.
Sakit hatiku memang saat prasangkaku berbicara bahwa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam kamus cintamu, sakit memang, sakit terasa dan begitu amat perih. Namun 1000 kali rasa itu lebih baik saat aku mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang berarti bagiku. Ketentramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti bahwa aku harus mengalah.
Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku, andai aku boleh berdoa kepada Tuhan, mungkin aku ingin meminta agar Dia membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus mengingatmu. Jarang aku memandang wanita, namun satu pandangan saja mampu meluluhkan bahkan melumpuhkan hati ini. Andai aku buta, tentu itu lebih baik daripada harus kembali lumpuh seperti ini.
Banyak lembaran buku yang telah kutelusuri, banyak teman yang telah kumintai pendapat. Sebahagian mendorongku untuk mengakhiri segala prasangku tentangmu tentang dia karena sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan,mereka memintaku untuk membuka tabir lisan ini juga untuk menutup semua rasa prasangmu terhadapku. Namun di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah yang telah ditentukan itu (andai itu bukan suatu mimpi).
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin aku bukanlah pejantan tangguh yang siap untuk segera menikah denganmu. Masih banyak sisi lain hidup ini yang harus ku kelola dan kutata kembali. Juga kamu wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kamu yang dengan halus menolak diriku menurut prasangkaku dengan alasan belum saatnya memikirkan itu. Sungguh aku tidak ingin menanggung beban ini yang akan berujung ke sebuah kefatalan kelak jika hati ini tak mampu kutata, juga aku tidak ingin BERPACARAN denganmu.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin saat ini hatiku milikmu, namun tak akan kuberikan setitik pun saat-saat ini karena aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya akan kuberikan kepada BIDADARI-ku. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tolong bantu aku untuk meraih bidadari-ku bila dia bukanmu.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tahukah kamu betapa saat-saat inilah yang paling kutakutkan dalam diriku, jika saja Dia tidak menganugerahi aku dengan setitik rasa malu, tentu aku telah meminangmu bukan sebagai istriku namun sebagai kekasihku. Andai rasa malu itu tidak pernah ada, tentu aku tidak berusaha menjauhimu. Kadang aku bingung, apakah penjauhan ini merupakan jalan yang terbaik yang berarti harus mengorbankan ukhuwah diantara kita atau harus mengorbankan iman dan maluku hanya demi hal yang tampak sepele yang demikian itu.
Aku yang tidak mengerti diriku…
Ingin ku meminta kepadamu, sudikah engkau menungguku hingga aku siap dengan tegak meminangmu dan kau pun siap dengan pinanganku?! Namun wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kadang aku berpikir semua pasti berlalu dan aku merasa saat-saat ini pun akan segera berlalu, tetapi ada ketakutan dalam diriku bila aku melupakanmu… aku takut tak akan pernah lagi menemukan dirimu dalam diri mereka-mereka yang lain.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, ijinkan aku menutup surat ini dan biarkan waktu berbicara tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana mungkin kau telah menimang cucu-mu dan aku juga demikian, mungkin kita akan saling tersenyum bersama mengingat kisah kita yang tragis ini. Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut jalan menuju keindahan sebahagian dari iman, kita akan tersenyum bersama betapa akhirnya kita berbuka setelah menahan perih rindu yang begitu mengguncang.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mintalah kepada Tuhan-mu, Tuhan-ku, dan Tuhan semua manusia akhir yang terbaik terhadap kisah kita. Memintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini mampu bertahan, memintalah kepada-Nya agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya.
Wahai engkau yang sekarang kucintai, semoga hal yang terjadi ini bukanlah sebuah DOSA.

cahaya yang redup

Saat membaca di tempat dengan cahaya redup, fokus akan menjadi lebih sulit, hal ini yang membuat mata harus bekerja keras untuk bisa memisahkan kata dan mata menjadi lebih tegang.

Jika mata bekerja keras untuk waktu yang panjang, maka mata akan menjadi lelah meskipun banyak otot yang digunakan. Kondisi ini dapat mengakibatkan beberapa efek fisik seperti mata sakit, gatal, sakit kepala, nyeri punggung dan leher serta penglihatan berkurang. Selain itu terkadang seseorang jarang berkedip karena terlalu fokus pada satu objek, sehingga kemungkinan bisa mengalami mata kering dan rasa tidak nyaman.

Apabila kondisi ini berlangsung terus menerus, maka ketegangan mata akan semakin meningkat. Jika gejala yang dialami tidak berkurang, maka kemungkinan orang tersebut memiliki masalah mendasar seperti mata rabun jauh.

Sebagian besar beranggapan bahwa membaca di cahaya redup menyebabkan kerusakan permanen, kemungkinan karena seseorang sudah memiliki masalah mendasar mengenai rabun jauh dan ditambah dengan terjadinya ketegangan mata.

Karena itu sebaiknya membaca dengan menggunakan cahaya yang baik, yaitu cahaya yang tidak terlau redup tapi juga tidak terlalu silau sehingga mata tidak mengalami ketegangan. Selain itu usahakan untuk sering berkedip jika terlalu fokus pada suatu objek dan lihatlah ke luar jendela setiap 15-30 menit.
Hari ini mungkin bagi sebagian orang merupakan hari biasa saja, namun bagi sebagian orang yang lainnya hari ini menjadi salah satu hari yang istimewa. Anda sudah tau ada apa di hari ini? Jika belum, silahkan buka Facebook ataupun Twitter, dimana sebagian besar topik pembicaraan adalah mengenai hari ini, yaitu peringatan hari Ibu.

Pada peringatan hari Ibu ini, Mereka semua sangat bangga, bersyukur dan berterimakasih kepada ibunya berkat segalanya yang telah diberikan kepadanya. Saya banyak melihat orang yang mengupdate statusnya via Facebook maupun Twitter tentang ucapan terima kasih dan rasa bersyukurnya kepada ibunya masing-masing

harapan yang tak terwujud dalam hidup saya :)

duduk di bawah pohon yg rindang dengan rasa harap,, mencoba melihat kebelakang ..
disini masih menunggunya datang dengan rasa harap walaupun bintang kecil tau 
bahwa harapan menunggunya tidak akan pernah terwujud 
diam dan diam terdiam menangisi semua nya terlalu berlarut dan akhirnya menghilang entah kmna?


daun yg sudah keringpun mulai berguguran setara dengan waktu yg di tunggunya 
pohon mulai rapuh tp dya slalu berharap akan datang harapan yg tak pernah terwujud 
sampai di akhir hidupnya tertidur dengan segala harapan kenangan dan certita 
membusuk hingga mengering dan terbawa debu oleh angin 


dan harapan yang indah yaitu membahagiakan orang tua gua :)